Osmoregulasi Pada Ikan Anadromous

Osmoregulasi Pada Ikan Anadromous 

A. Osmoregulasi 
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup (Wulandari, 2012). 

Osmoregulasi penting dilakukan terutama oleh organisme air, karena: 1. Harus ada keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan. 2. Membram sel yang permeable merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak cepat. 3. Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan. Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses osmosis dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Andi, 2012).

Dalam osmoregulasi terdapat dua istilah yaitu eurihalin dan stenohalin. Eurihalin adalah kemampuan suatu organisme terhadap keadaan perubahan salinitas yang tinggi. Ikan yang tergolong dalam eurihalin adalah salah satunya ikan nila. Stenohalin adalah tingkat adaptasi yang sempit terhadap salinitas yang tinggi. Beberapa organ yang berperan dalam proses osmoregulasi ikan adalah insang, ginjal, kulit, dan usus. Organ-organ ini melakukan fungsi adaptasi di bawah kontrol hormon osmoregulasi, terutama hormon-hormon yang diekresi oleh pituitari, ginjal, dan urofisis. Osmoconformer adalah sebutan bagi hewan yang mampu memelihara keseimbangan antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar. Kebanyakan invertebrata laut adalah osmoconformer, dimana cairan tubuh mereka isotonik dari keadaan lingkungannya. Meskipun konsentrasi relatif dari garam dan cairan tubuh mereka berubah – ubah dibandingkan air laut, dalam kasus ini hewan juga harus mengatur tingkat ion internal (Andi, 2012). 

B. Proses Osmoregulasi Pada Ikan 
Pada ikan air tawar, air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung seimbang. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air. Garam-garam dari lingkungan akan diserap oleh ikan menggunakan energi metaboliknya. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang (Oktavia, 2013). 

Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar (Oktavia, 2013). 

C. Ikan Anandromous 
Anadromous adalah spesies ikan yang memijah di air tawar dan menghabiskan hidupnya di air laut. Spesies yang terkenal dari jenis anadromous adalah ikan salmon dan ikan sidat. Ikan ini biasanya bertelur di kerikil hilir arus deras, kadang-kadang pada ketinggian rendah. Setelah menetas, larva ikan, tetap berada dalam kerikil pemijahan untuk beberapa minggu sebelum muncul untuk hidup dan makan di sungai. Durasi hidup di laut, dimana pertumbuhan terjadi, bervariasi mulai dari 2 tahun untuk salmon pink, dan 5-6 tahun untuk salmon Chinook. 

Ketika salmon berada dekat laut diusia dewasa, mereka bermigrasi ke arah daratan dan masuk ke mulut sungai (Hadiwijaya, 2011). Mereka bergerak ke hulu selama periode beberapa minggu dan bulanan, danselama waktu itumereka tidak makan. Energi mereka dipindahkan dari tubuh untuk pematangan gonad. Adapaun lamprey memiliki siklus hidup yang sama. Mereka juga tidak makan ketika berada dalam masa pematangan gonad dan mau memijah selama di perairandarat. Lamprey dewasa akan memasuki perairan tawar ketika akan memijah untuk bertelur lalu mati, sedangkan larvanya akan bergerak cepat ke laut setelah menetas (Hadiwijaya, 2011). 

D. Osmoregulasi Pada Ikan Anandromous 
1. Ikan Salmon 
Ikan salmon dikelompokkan dalam spesies diadromous yang bersifat anadromous, yakni bermigrasi dari habitat air laut ke air tawar. Ikan salmon termasuk dalam tipe euryhaline, mempunyai toleransi besar pada paparan salinitas. Ikan salmon dewasa hidup di laut dengan kadar salinitas tinggi. Dimana ikan salmon akan meminum banyak air laut untuk mengatur kadar garam tubuh dan mengekskresikan kelebihan garam dari insang. Peranan ginjal dalam ekskresi garam sangatlah besar melalui kelenjar rektal yang nantinya akan mengekskresikan natrium klorida untuk menyeimbangkan konsentrasi garam internal tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi garam air laut. Dan ketika ikan salmon akan bereproduksi menuju ke arah hulu sungai, disini akan terjadi perubahan osmoregulasi tubuh dari air laut ke air tawar (hypoosmosis ke hyperosmosis). 

Ketika migrasi ke air tawar untuk memijah, ikan salmon itu akan berhenti atau sedikit minum dan insangnya akan mulai mengambil garam dari lingkungan yang konsentrasinya tidak pekat. Ikan salmon ini akan menyeimbangkan perolehan air dengan banyak mengeluarkan urin (Navalda, 2011). Telur ikan salmon akan menetas di sungai, hal ini kemungkinan disebabkan karena hubungannya dengan faktor suhu yang sesuai, faktor makanan yang dibutuhkan untuk anak-anaknya, dan faktor hormonal. Setelah dewasa, barulah ikan salmon akan kembali ke laut dan akan mengalami perubahan fisiologis, yakni perubahan osmoregulasi dari air tawar ke air laut (hyperosmosis ke hypoosmosis). Ketika salmon sudah terbiasa dengan air asin, kulitnya akan berubah menjadi seperti sutra yang berkilauan. Begitu seterusnya berjalanan hidup ikan salmon (Navalda, 2011). 

2.Ikan Sidat 
Ikan sidat dikelompokkan dalam spesies diadromous yang bersifat katadromous, yakni bermigrasi dari habitat air tawar ke air laut. Pada saat bereproduksi ikan sidat akan menuju ke laut, disana telur akan menetas dan berkembang. Tetapi ketika beranjak dewasa ikan-ikan sidat akan kembali ke hulu sungai. Stadia glass eel (larva) ikan sidat lebih menyukai air laut dan bersifat osmoregulator kuat. Sedangkan elver (benih sidat) yang sudah mengalami pigmentasi penuh lebih menyukai perairan tawar. Ikan sidat ketika berada di laut akan meminum banyak sekali air laut, lalu memompa kelebihan garam dengan insang dan mengekskresikan urin dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini dilakukan untuk mengkompensasikan kehilangan air yang terjadi secara osmosis. Sedangkan ketika berada di air tawar ikan sidat akan sedikit minum dan banyak mengeluarkan urin yang hipoosmotik dengan cairan tubuhnya untuk menyeimbangkan perolehan air (Navalda, 2011).

1 komentar:

WAHYU ANDIKA mengatakan... on 7 Maret 2018 pukul 16.17

Dapusnya mana?

Posting Komentar

LIke Box

"border="1"/>

Page Rank

Stats

Flag Counter

free counters

Histats.com