Negara Maju dan Sistem Prekonomiannya

Negara Maju dan Sistem Prekonomiannya


  
A. Pengertian Negara Maju
      Negara maju merupakan sebutan untuk negara yang memiliki standar hidup yang relatip tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP (Gross Domestic Product)  per kapita tinggi dianggap negara maju. Namun beberapa negara yang telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi) tanpa mengembangkan industri yang beragam dan ekonomi berdasarkan jasa tidak dianggap memiliki status ’maju’.
     Banyak pengamat dan teoritis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi. Dan banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin pada masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau pada masa sekarang, melalui proses globalisasi.

B. Daftar Negara Maju di Dunia
1. Benua Eropa
   1. Austria
   2. Belgia
   3. Denmark
   4. Estonia
   5. Finlandia
   6. Perancis
   7. Jerman
   8. Republik Ceko
   9. Yunani
   10. Irlandia
   11. Italia
   12. Luxemburg
   13. Belanda
   14. Portugal
   15. Spanyol
   16. Swedia
   17. Britania Raya (Inggris)
   18. Andorra
   19. Hongaria
   20. Islandia
   21. Liechtenstein
   22. Monako
   23. Malta
   24. Norwegia
   25. San Marino
   26. Swiss
   27. Siprus
   28. Vatikan

2. Benua Amerika
   1. Amerika Serikat
   2. Kanada

3. Benua Asia
   1. Jepang
   2. Singapura
   3. Hong Kong
   4. Korea Selatan
   5. Israel
   6. Taiwan

4. Benua Australia
   1. Selandia Baru
   2. Australia

C. Sistem Ekonomi Negara Maju
     Sistem ekonomi negara maju adalah sistem ekonomi kapitalis atau yang biasa disebut dengan Free Fight Liberalism adalah suatu penerapan kehidupan ekonomi yang bebas, dimana warga negara diberi kebebasan oleh pemerintahan untuk melakukan kegiatan ekonomi, dan seluruh sumber daya yang tersedia, dimiliki, dan dikuasai oleh masyarakat dapat dikembangkan secara bebas. Dalam sistem ini, pemerintah tidak ikut campur tangan. Bahkan dalam kondisi tertentu pun, pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sehingga kondisi ini disebut juga dengan istilah laissez-faire. Negara maju yang menggunakan sistem prekonomian kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Sistem ekonomi ini memiliki kebaikan dan keburukan antala lain :
    1. Kebaikan sistem ekonomi kaptalis, yaitu :
        a. Setiap individu bebas memiliki alat-alat produksi,
        b. Adanya persaingan usaha yang mendorong kemajuan usaha,
        c. Produksi didasarkan atas kebutuhan masyarakat.
    2. Keburukan sistem ekonomi kapitalis, yaitu :
        a. Menimbulkan monopoli sehingga dapat merugikan masyarakat,
        b. Menimbulkan penindasan terhadap manusia lain,
        c. Pengusaha yang bermodal kecil akan semakin tersisih.

Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi kapitalis adalah :
   1. Semua alat dan sumber produksi berada di tangan perseorangan,
   2. Kegiatan ekonomi di semua sektor dilakukan oleh swasta,
   3. Modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi.


Semoga Bermanfaat ^_^

Aplikasi Citra Beresolusi Tinggi (Quickbird) Dalam Pemetaan Mangrove

Aplikasi Citra Beresolusi Tinggi (Quickbird) Dalam Pemetaan Mangrove

Satelit QuickBird diluncurkan pada Bulan Oktober 2001. Satelit ini merupakan salah satu satelit tercanggih, terbaru dan terbaik karena resolusi spasialnya yang sangat tinggi, dan datanya sudah bisa didapatkan di pasaran secara komersial. Satelit ini mempunyai berat 2100 pounds dan panjang 3,04 m.


Satelit QuickBird memiliki dua macam sensor yaitu sensor panchromatic (hitam dan putih) dengan resolusi spasial 0,6 m dan sensor multispectral (berwarna) dengan resolusi spasial 2,44 m. Tingginya resolusi spasial pada citra ini memberikan keuntungan untuk berbagai aplikasi, terutama yang membutuhkan ketelitian yang tinggi pada skala area yang kecil. Contohnya adalah pemetaan secara detail dan perencanaan tata kota. 

Satelit ini mempunyai orbit polar sunsynchronus, yaitu orbitnya akan melewati tempat-tempat yang terletak pada lintang yang sama dan dalam waktu lokal yang sama pula. Satelit QuickBird melewati tempat yang sama untuk satu putaran kira-kira 1-3 hari, ini merupakan kemajuan yang sangat hebat dibandingkan berbagai satelit yang diluncurkan tahun 1980-an dan 1990-an. 

Periode orbit dari satelit ini adalah 93,4 menit dengan sudut inklinasi 98ketinggiannya 450 km di atas permukaan bumi. Minimum area yang terliput oleh citra satelit QuickBird adalah 8 x 8 km. Karakteristik QuickBird akan di berikan pada Tabel. 


Karakteristik tiap kanal (spektrum energi) adalah sebagai berikut : 
a. Kanal 1, Spektrum Biru Baik untuk pemetaan perairan pantai karena penetrasinya dalam kolom air cukup tinggi. Sangat kuat diabsorpsi oleh klorofil sehingga berguna untuk membedakan tanah dan vegetasi.
b. Kanal 2, Spektrim Hijau Digunakan untuk mengukur pantulan warna hijau dari puncuk vegetasi untuk mengetahui seberapa sehat vegetasi tersebut dan menguji daya tegak vegetasi. Juga untuk identifikasi kenampakan kultur. 
c. Kanal 3, Spektrum Merah Energi pada spektrum ini sangat kuat diserap oleh klorofil sehingga membantu perbedaan spesies tanaman. Diserap oleh banyak vegetasi. 
d. Kanal 4. Spektrum Inframerah Dekat Energi pada saluran ini diserap seluruhnya oleh air, sehingga berguna untuk mengidentifikasi badan atau kolom air. Dipantulkan seluruhnya oleh vegetasi, sehingga berguna untuk menentukan tipe vegetasi, daya tegak, dan kandungan biomassanya. Menghasilkan kontras yang nyata antara darat dan air. 

Salah satu kelebihan citra satelit QuickBird adalah resolusi spasialnya yang sangat tinggi, yaitu 2,44 m x 2,44 m. Dengan resolusi tersebut satelit ini mampu membedakan jenis-jenis mangrove.

Pengaruh Climate Change Terhadap Tumbuhan Laut (Lamun)

Pengaruh Climate Change Terhadap Tumbuhan Laut (Lamun)

A. Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial). Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang iklim dalam jangka waktu berdekade ke jutaan tahun. Perubahan iklim bisa menunjukkan perubahan dalam rata-rata kondisi iklim, dapat mennyebabkan perubahan iklim yang berkondisi ekstrim, atau setiap bagian dalam iklim. Perubahan iklim bisa terjadi pada wilayah tertentu, atau seluruh bumi. Perubahan-perubahan ini bisa bersumber dari proses-proses dinamis di Bumi, daya-daya eksternal termasuk kelainan pada panas matahari, dan baru-baru ini juga, kegiatan manusia. 

Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan iklim. Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim ekstrem seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal) tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global. Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). 

B. Lamun
Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut. Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya.. Air yang bersirkulasi diperlukan untuk menghantarkan zat-zat hara dan oksigen, serta mengangkut hasil metaboliseme lamun ke luar padang lamun Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, yaitu sebagai produsen primer, habitat biota, penjebak sedimen dan penjebak zat hara. Lamun memiliki system perakaran yang nyata, dedaunan, system transportasi internal untuk gas dan nutrient, serta stomata yang berfungsi dalam pertukaran gas. Akar pada tumbuhan lamun tidak berfungsi penting dalam pengambilan air karena daun dapat menyerap nutrient secara langsung dari dalam air laut. Lamun dapat menyerap nutrient dan melakukan fiksasi nitrogen melalui tudung akar. Kemudian untuk menjaga agar tetap mengapung didalam kolom air, tumbuhan ini dilengkapi oleh ruang udara. 

Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih, dengan sirkulasi air yang baik. Air yang bersirkulasi diperlukan untuk menghantarkan zat-zat hara dan oksigen, serta mengangkut hasil metabolisme lamun ke luar daerah padang lamun. 

C. Perubahan Ilkim Terhadap Lamun 
Lamun memiliki perbedaan yang nyata dengan tumbuhan yang hidup terbenam dalam laut lainnya, seperti makro alga atau rumput laut (seaweeds). Tanaman lamun memiliki bunga dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih. Pertumbuhan lamun sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti kondisi fisiologis dan metabolisme; serta faktor eksternal, seperti zat-zat hara dan tingkat kesuburan perairan. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Perubahan suhu terhadap kehidupan lamun, antara lain dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup lamun. Padang lamun memiliki faktor-faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi serta tumbuh dan berkembangnya. , faktor-faktor pembatas ekosistem padang lamun adalah: karbon (CO2 dan HCO3- temperatur, salinitas, pergerakan air, dan nutrien. Kisaran temperatur optimal bagi spesies lamun 28-30 kecepatan arus 0.5 m/detik. 

Beberapa peneliti melaporkan adanya pengaruh nyata perubahan suhu terhadap kehidupan lamun, antara lain dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup lamun. Walaupun padang lamun secara geografis tersebar luas yang diindikasikan oleh adanya kisaran toleransi yang luas terhadap temperatur tapi pada kenyataannya spesies lamun di daerah tropik mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan temperature. Pada kisaran suhu 25 - 30°C, fotosintesis bersih akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Demikian juga respirasi lamun meningkat dengan meningkatnya suhu, namun dengan kisaran yang lebih luas yaitu 5-35°C. pengaruh suhu terhadap sifat fisiologi organisme perairan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fotosintesis. Suhu rata-rata untuk pertumbuhan lamun berkiasar antara 24-27 0C. Suhu air dibagian pantai biasanya sedikit lebih tinggi dari pada yang di lepas pantai, suhu air permukaan di perairan nusantara umumnya berada dalam kisaran 28-30 0C sedangkan pada lokasi yang sering terjadi kenaikan air (upwelling) seperti Laut Banda, suhu permukaan bisa menurun sekitar 25 0C. 

Pengaruh suhu juga terlihat pada biomassa Cymodocea nodosa, dimana pola fluktuasi biomassa mengikuti pola fluktuasi suhu. Penelitian yang dilakukan Barber (1985) melaporkan produktivitas lamun yang tinggi pada suhu tinggi, bahkan diantara faktor lingkungan yang diamati hanya suhu yang mempunyai pengaruh nyata terhadap produktivitas tersebut. Pada kisaran suhu 10­35 °C produktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu. Pemanasan global dan limbah industri pabrik akan meningkatkan suhu perairan. Lamun mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan temperatur. Kemampuan proses fotosintesis akan menurun 0/00, & dengan tajam apabila temperatur perairan berada di luar kisaran optimal. Spesies lamun memiliki kemampuan toleransi yang berbeda-beda terhadap salinitas. Salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem padang lamun adalah meningkatknya salinitas yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai air tawar dari sungai.

Osmoregulasi Pada Ikan Anadromous

Osmoregulasi Pada Ikan Anadromous 

A. Osmoregulasi 
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup (Wulandari, 2012). 

Osmoregulasi penting dilakukan terutama oleh organisme air, karena: 1. Harus ada keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan. 2. Membram sel yang permeable merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak cepat. 3. Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan. Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses osmosis dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Andi, 2012).

Dalam osmoregulasi terdapat dua istilah yaitu eurihalin dan stenohalin. Eurihalin adalah kemampuan suatu organisme terhadap keadaan perubahan salinitas yang tinggi. Ikan yang tergolong dalam eurihalin adalah salah satunya ikan nila. Stenohalin adalah tingkat adaptasi yang sempit terhadap salinitas yang tinggi. Beberapa organ yang berperan dalam proses osmoregulasi ikan adalah insang, ginjal, kulit, dan usus. Organ-organ ini melakukan fungsi adaptasi di bawah kontrol hormon osmoregulasi, terutama hormon-hormon yang diekresi oleh pituitari, ginjal, dan urofisis. Osmoconformer adalah sebutan bagi hewan yang mampu memelihara keseimbangan antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar. Kebanyakan invertebrata laut adalah osmoconformer, dimana cairan tubuh mereka isotonik dari keadaan lingkungannya. Meskipun konsentrasi relatif dari garam dan cairan tubuh mereka berubah – ubah dibandingkan air laut, dalam kasus ini hewan juga harus mengatur tingkat ion internal (Andi, 2012). 

B. Proses Osmoregulasi Pada Ikan 
Pada ikan air tawar, air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung seimbang. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air. Garam-garam dari lingkungan akan diserap oleh ikan menggunakan energi metaboliknya. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang (Oktavia, 2013). 

Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar (Oktavia, 2013). 

C. Ikan Anandromous 
Anadromous adalah spesies ikan yang memijah di air tawar dan menghabiskan hidupnya di air laut. Spesies yang terkenal dari jenis anadromous adalah ikan salmon dan ikan sidat. Ikan ini biasanya bertelur di kerikil hilir arus deras, kadang-kadang pada ketinggian rendah. Setelah menetas, larva ikan, tetap berada dalam kerikil pemijahan untuk beberapa minggu sebelum muncul untuk hidup dan makan di sungai. Durasi hidup di laut, dimana pertumbuhan terjadi, bervariasi mulai dari 2 tahun untuk salmon pink, dan 5-6 tahun untuk salmon Chinook. 

Ketika salmon berada dekat laut diusia dewasa, mereka bermigrasi ke arah daratan dan masuk ke mulut sungai (Hadiwijaya, 2011). Mereka bergerak ke hulu selama periode beberapa minggu dan bulanan, danselama waktu itumereka tidak makan. Energi mereka dipindahkan dari tubuh untuk pematangan gonad. Adapaun lamprey memiliki siklus hidup yang sama. Mereka juga tidak makan ketika berada dalam masa pematangan gonad dan mau memijah selama di perairandarat. Lamprey dewasa akan memasuki perairan tawar ketika akan memijah untuk bertelur lalu mati, sedangkan larvanya akan bergerak cepat ke laut setelah menetas (Hadiwijaya, 2011). 

D. Osmoregulasi Pada Ikan Anandromous 
1. Ikan Salmon 
Ikan salmon dikelompokkan dalam spesies diadromous yang bersifat anadromous, yakni bermigrasi dari habitat air laut ke air tawar. Ikan salmon termasuk dalam tipe euryhaline, mempunyai toleransi besar pada paparan salinitas. Ikan salmon dewasa hidup di laut dengan kadar salinitas tinggi. Dimana ikan salmon akan meminum banyak air laut untuk mengatur kadar garam tubuh dan mengekskresikan kelebihan garam dari insang. Peranan ginjal dalam ekskresi garam sangatlah besar melalui kelenjar rektal yang nantinya akan mengekskresikan natrium klorida untuk menyeimbangkan konsentrasi garam internal tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi garam air laut. Dan ketika ikan salmon akan bereproduksi menuju ke arah hulu sungai, disini akan terjadi perubahan osmoregulasi tubuh dari air laut ke air tawar (hypoosmosis ke hyperosmosis). 

Ketika migrasi ke air tawar untuk memijah, ikan salmon itu akan berhenti atau sedikit minum dan insangnya akan mulai mengambil garam dari lingkungan yang konsentrasinya tidak pekat. Ikan salmon ini akan menyeimbangkan perolehan air dengan banyak mengeluarkan urin (Navalda, 2011). Telur ikan salmon akan menetas di sungai, hal ini kemungkinan disebabkan karena hubungannya dengan faktor suhu yang sesuai, faktor makanan yang dibutuhkan untuk anak-anaknya, dan faktor hormonal. Setelah dewasa, barulah ikan salmon akan kembali ke laut dan akan mengalami perubahan fisiologis, yakni perubahan osmoregulasi dari air tawar ke air laut (hyperosmosis ke hypoosmosis). Ketika salmon sudah terbiasa dengan air asin, kulitnya akan berubah menjadi seperti sutra yang berkilauan. Begitu seterusnya berjalanan hidup ikan salmon (Navalda, 2011). 

2.Ikan Sidat 
Ikan sidat dikelompokkan dalam spesies diadromous yang bersifat katadromous, yakni bermigrasi dari habitat air tawar ke air laut. Pada saat bereproduksi ikan sidat akan menuju ke laut, disana telur akan menetas dan berkembang. Tetapi ketika beranjak dewasa ikan-ikan sidat akan kembali ke hulu sungai. Stadia glass eel (larva) ikan sidat lebih menyukai air laut dan bersifat osmoregulator kuat. Sedangkan elver (benih sidat) yang sudah mengalami pigmentasi penuh lebih menyukai perairan tawar. Ikan sidat ketika berada di laut akan meminum banyak sekali air laut, lalu memompa kelebihan garam dengan insang dan mengekskresikan urin dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini dilakukan untuk mengkompensasikan kehilangan air yang terjadi secara osmosis. Sedangkan ketika berada di air tawar ikan sidat akan sedikit minum dan banyak mengeluarkan urin yang hipoosmotik dengan cairan tubuhnya untuk menyeimbangkan perolehan air (Navalda, 2011).

Adaptasi Ikan Terhadap Salinitas

Adaptasi Ikan Terhadap Salinitas

Di alam terdapat dua macam perairan yang berbeda kadar garamnya, yaitu perairan laut dan perairan tawar. Air laut mempunyai kadar garam yang lebih tinggi daripada air tawar. Ikan yang hidup di air laut dan air tawar masing - masing memiliki cara adaptasi yang khusus. Ikan air laut tidak dapat bertahan hidup, jika dipindahkan ke air tawar, demikian pula sebaliknya. Ikan air laut mempunyai cairan tubuh berkadar garam lebih rendah dibandingkan kadar garam di lingkungannya. Ikan tersebut beradaptasi dengan cara selalu minum dan mengeluarkan urine sangat sedikit. 

Hal itu bertujuan untuk menjaga jumlah cairan yang berada di sel - sel tubuhnya. Garam yang masuk bersama air akan dikeluarkan secara aktif melalui insang. Tekanan osmosis sel - sel tubuh ikan air tawar lebih tinggi dibandingkan tekanan osmosis air di lingkungannya, karena kadar garam sel tubuh ikan air tawar lebih tinggi daripada kadar garam air lingkungannya. Menurut hukum osmosis, larutan akan berpindah dari yang bertekanan osmosis rendah ke larutan yang bertekanan osmosis tinggi. Dengan demikian banyak air yang masuk ke tubuh ikan melalui sel - sel tubuh ikan. Untuk menjaga agar cairan tubuhnya tetap seimbang, ikan tersebut beradaptasi dengan cara sedikit minum dan mengeluarkan banyak urine. 

Mengapa ikan mas atau katak tidak mampu hidup di air laut, sebaliknya paus tidak mampu berada di kolam air tawar ? Tekanan osmosis di dalam sel - sel tubuh ikan air tawar jauh lebih rendah dibanding tekanan osmosis lingkungan air laut. Akibatnya, apabila ikan air tawar dimasukkan ke air laut, bentuk adaptasi awalnya adalah minum air sebanyak - banyaknya agar cairan di dalam sel - sel tubuh yang keluar secara osmosis ke lingkungan dapat teratasi. Namun hal ini akan sulit terus dilakukan karena apabila tekanan osmosis cairan di dalam sel - sel tubuh terlalu rendah sel - sel tubuh akan mengerut sehingga ikan air tawar tersebut mati.

Adaptasi Zooplankton di Perairan (Migrasi Vertikal)

Adaptasi Zooplankton Di Perairan 

 
 
A. Defenisi Zooplankton 
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Aris, 2012). Zooplankton disebut juga plankton hewan yang hidupnya mengapung atau melayang di kolom air. Kemampuan renangnya sangat terbatas sehingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yaitu tidak dapat memproduksi bahan makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagi konsumen bahan organik Zooplankton atau plankton fauna merupakan biota laut dan samudera yang dikenal sebagai produser sekunder maupun konsumer primer. Hal ini dikarenakan zooplankton merupakan pemangsa pertama terhadap phytoplankton dalam sistem jaring – jaring makanan. Selanjutnya zooplankton merupakan mangsa bagi biota – biota laut lain di tropik level diatasnya. 

B. Klasifikasi Zooplankton 
Berdasarkan daur hidupnya zooplankton dibagi menjadi 3 kelompok menurut (Nontji, 2008) yaitu:
1) Holoplankton 
Plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Contohnya Kopepoda, Amfipoda, dll. 
2) Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton. Contohnya kerang dan karang. 
3) Tikoplankton 
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena gerakan air ia bisa terangkat lepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton. Contohnya Kumasea. 

Menurut Arinardi etal., (1997) beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara lain : 
1) Protozoa 
Kingdom Protista terdiri dari protozoa, berukuran kecil, dari fauna bersel tunggal sampai dengan beberapa filum, beberapa jenis terkenal sebagai bentuk yang dijumpai di lautan adalah foraminifera, radiolaria, zooflagellata dan ciliata. Protozoa dibagi dalam empat kelas yaitu: rhizopoda, ciliata, flagelata, dan sporozoa. 
2) Cnidaria 
Cnidaria terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil yang hidup sebagai plankton. Filum Cnidaria termasuk dalam holoplanktonik ialah ubur-ubur dari kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar. 
3) Ctenophora 
Filum Ctenophora yang secara taksonomi masih dekat dengan Cnidaria sebagian besar bersifat planktonik. Semua Ctenophora adalah karnivora rakus, yang menangkap mangsanya dengan tentakel- tentakel yang lengket atau dengan mulutnya yang sangat lebar. Untuk bergerak dalam air menggunakan deretan- deretan silia yang besar yang disebut stenes. Perbedaan Ctenophora dengan Cnidaria adalah tidak adanya sel penyengat (nematocysts) pada Ctebophora tetapi memiliki sel pelengket yang disebut coloblast dimana sel ini dapat melekatkan mangsanya. 
4) Annelida 
Annelida ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton dari Crustacea. Larva- larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang halus. 
5) Artrophoda 
Filum arthropoda adalah bagian terbesar zooplankton dan hampir semuanya termasuk kelas Crustacea. Crustacea berarti hewan-hewan yang mempunyai shell terdiri dari chitine atau kapur, yang sukar dicernakan. Salah satu subklasnya yang penting bagi perairan adalah Copepoda yang merupakan Crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera 
6) Molusca 
Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula bermacam moluscka yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda. 
7) Echinodermata 
Phylum Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinodermata yang larva-larvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut sebagai benthal-fauna. Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus. Contoh genus dari filum Echinodermata antara lain : Echinopluteus, Ophiopluteus, dan Auricularia. 
8) Chordata 
Chordata termasuk dalam ordo Mamalia,menurut evolusi merupakan keturunan dari spesies-spesies yang hidup sebagai zooplankton dan bentuknya mirip dengan larva-larva Echinodermata. Dari 4 subfilum dari Chordata hanya ada 2 yang hidup sebagai zooplankton yaitu Enteropneusta dan Urochordata. Larva-larva dari Enteropneusta inilah yang bentuknya seperti larva Echinodermata, seperti Tornaria-larva. Contoh genus dari filum Chordata antara lain : Thalia, Oikopleura, dan Fritillaria 

C. Peranan Zooplankton
Zooplankton merupakan biota yang sangat penting peranannya dalam rantai makanan dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam transfer energi dari produsen utama ke konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus pemakan zooplankton (Anonim, 2009). Selain itu zooplankton juga berguna dalam regenerasi nitrogen dilautan dengan proses penguraiannya sehingga berguna bagi bakteri dan produktivitas phytoplankton dilaut. Peranan lainnya yang tidak kalah penting adalah memfasilitasi penyerapan Karbondioksida (CO2) dilaut. 

Zooplankton memakan phytoplankton yang menyerap CO2 dan kemudian setiap harinya turun ke bagian dasar laut untuk menghindari pemangsa di permukaan seperti ikan predator, sehingga carbon yang berada di dalam zooplankton tersebut dapat terendapkan di sedimen yang kemudian terendapkan dan terdegradasi. Oleh karena itu zooplankton memegang peranan dalam pendistribusian CO2 dari permukaan ke dalam sedimen didasar laut (Anonim, 2009). 

D. Adaptasi Zooplankton 
Diperairan Adaptasi merupakan cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Zooplankton melakukan adaptasi berupa migrasi vertikal, migrasi vertikal merupakan migrasi harian yang dilakukan oleh organisme tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan laut pada malam hari. Zooplankton melakukan migrasi vertikal bertujuan untuk menghindari pemangsaan oleh para predator yang mndeteksi mengsa secara verikal dan menyesuaikan dengan lingkungan akibat perubahan suhu yang beruba-ruba (Assoniwora, 2009).

Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisar antara 100 - 400 m. Rangsangan utama yang mengakibatkan terjadinya migrasi vertikal harian pada zooplankton adalah cahaya. Cahaya mengakibatkan respon negatif bagi para migran, mereka bergerak menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan meningkat. Sebaliknya mereka akan bergerak ke arah permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan menurun. Pola yang umum tampak adalah bahwa zooplankton terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan menjelang dini hari dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke dalam. Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton bergerak lebih ke dalam menjauhi permukaan laut dan biasanya mempertahankan posisinya pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. 

Di tengah hari atau ketika intensitas cahaya matahari maksimal, zooplankton berada pada kedalaman paling jauh. Kemudian tatkala intensitas cahaya matahari sepanjang sore hari menurun, zooplankton mulai bergerak kearah permukaan laut dan sampai di permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di permukaan selama fajar belum tiba. Pola migrasi vertical zooplankton dibagi menjadi 3 pola berdasarkan factor lingkungan seperti kesedian makanan, kedalaman perairan, penetrasi cahaya, dan topografi dasar perairan menyebabkan perbedaan tingkah laku migrasi sebagai berikut (Fendi, 2008) : 
1) Migrasi Nokturnal 
Migrasi ini paling umum terjadi, dimana pola migrasi ke arah permukaan pada waktu petang dan sebelum fajar bermigrasi ke lapisan yang lebih dalam. Organisme yang memiliki pola migrasi nokturnal maupun twilight berlindung di perairan yang lebih dalam dari predator karena pengaruh cahaya matahari, aktif pada malam hari di daerah permukaan yang kaya akan makanan. 
2) Migrasi Twilight 
Adalah pola migrasi ke arah permukaan menjelang petang dan bermigrasi ke perairan yang lebih dalam saat tengah malam, diikuti migrasi kembali ke arah permukaan kemudian kembali bermigrasi perairan yang lebih dalam pada saat fajar. Saat tengah malam sebagian dari hewan tersebut bergerak ke arah yang lebih dalam, disebabkan oleh komposisi zooplankton lebih padat dari pada air maka ketika aktivitas berkurang, menyebabkan cenderung tenggelam. 
3) Migrasi Reverse 
Migrasi ini merupakan kebalikan dari migrasi nokturnal, yaitu bermigrasi ke arah permukaan pada siang hari dan ke arah yang lebih dalam pada malam hari. Migrasi ini dapat dicirikan oleh spesies kopepoda dengan ukuran yang besar.

LIke Box

"border="1"/>

Page Rank

Stats

Flag Counter

free counters

Histats.com