TIPE_TIPE BENTUK EKOR IKAN

TIPE_TIPE  BENTUK EKOR IKAN
 
 
Homocercal merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor
Contoh pada ikan
Xiphias gladius                                    : ikan pedang
Makaira indica                                    : marlin hitam
Makaira mazara                                 : marlin biru
Tetrapturus audax                              : marlin loreng
Tetrapturus albidus                             : marlin putih

Diphycercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetrisdengan ruas vertebrae terakhir tidak mencapai ujung sirip
Contoh pada ikan
Petromyzon marinus                           : lamprey
Latimeria menadoensis                       : ikan purba Coelacanth
Anguila anguila                                   : sidat
Lepidosirenidae                                   : ikan paru-paru
Lepidogalaxious salamandroides       : ikan salamander

Protocercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor
Contoh pada ikan
Lobotes surinamensis                         : ikan daun
Hypothalmchtys molitrik                    : ikan mola
Astronotus ocellatus                           : ikan Oscar
Lamprologus leleupi                           : ikan lemon
Johnius dussumieri                              : ikan tigawaja

Heterocercal Merupakan bentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventrallebih pendek
Contoh pada ikan
Rhincodon typicus                               : hiu paus
Cetorhinus maximus                           : hiu jemur
Carcharinus milberti                           : hiu pasir
Hemigaleus balfouri                            : cucut
Sphyrna blochii                                   : cucut martil

Gambarr Morfologi Lamun


Jenis-Jenis Lamun di Indonesia

Jenis-Jenis Lamun di Indonesia


Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 55 jenis lamun.  Hampir semua substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang luas lebih sering ditemukan disubstrat lumpur-berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang (Bengen, 2002).. 

Di Indonesia ditemukan sekitar 12 jenis diantaranya sebagai berikut :
Cymodocea rotindata



Cymodocea serrulata

Enhalus acoroides


Halophila decipiens
 
Halophila minor 


Halophila ovalis
Halophila spinulosa
Halodule pinifolia
Halodule uninervis
 Syringodium isoetifolium
Thalassodendrom ciliatum
 Thalassia hemprichii



sumber : http://seagrass-indonesia.oseanografi.lipi.go.id

Manfaat Dan Peran Lamun

Manfaat Dan Peran Lamun





Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif (Azkab, 1988). Ekosistem lamun juga mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, diantaranya adalah :
1.  Sebagai Produsen Primer
Tingkat produktivitas primer lamun sangatlah tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal sepertiekosistem terumbu karang (Thayer et al, 1975).
 
2.  Sebagai Habitat Biota
Berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti alga hidup di tempat yang menurut mereka memberikan perlindungan dan dapat dijadikan tempat menempel seperti lamun. Disamping itu, padang lamun atau biasa disebut seagrass beds dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengenbalaan dan makan dari berbagai jenis ikan herbivore dan coral fish) (Kikuchi & Peres, 1977).
 
3.  Sebagai Penangkap Sedimen
Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Rimpang dan akar padang lamun juga dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang lamun selain berfungsi sebagai penangkap sedimen juga dapat mencegah erosi (Gingsburg & Lowestan, 1958).
 
4.    Sebagai Pendaur Zat Hara
Padang lamun memang memegang peran penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit. Ekosistem lamun perairan dangkal mempunyai fungsi antara lain (Philips & Menez, 1988):
-    Menstabilakan dan menahan sedimen-sedimen yang dibawa melalui tekanan yang satu ke tekanan yang lain dari arus dan gelombang.
-  Daun-daun padang lamun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan sedimentasi.
- Memberikan perlindungan terhadap hewan-hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun.
-    Daun-daunnya sangat membantu organism-organisme epifit.
-    Mempunyai produktivitas dan pertumbuhan yang tinggi.
-  Memfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai   makanan. 
 
Lamun juga berperan sebagai komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupun secara modern (Philips & Menez, 1988). Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk:
-       Digunakan untuk kompos dan pupuk lainnya.
-       Cerutu.
-       Mainan anak-anak.
-       Dianyam menjadi keranjang.
-       Tumpukan untuk pematang.
-       Mengisi kasur.
-       Sebagai panganan.
-       Dibuat menjadi jarring ikan.
 
Pada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk:
-       Penyaring limbah
-       Stabilitator pantai
-       Bahan untuk pabrik kertas
-       Makanan
-       Obat-obatan
-       Sumber bahan kimia
 
Kadang padang lamun membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air, bahkan ada juga jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai.
 
        Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal para masyarakat umum maupun akademisi, jika dibandingkan dengan ekosistem lain seperti terumbu karang dan mangrove. Meskipun diantara ekosistem-ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalam menjalankan fungsi ekologisnya.
 
 
Sumber : http://ermiandaaa.blogspot.com

Habitat dan Fungsi Sea Grass (Lamun)

Habitat dan Fungsi Sea Grass (Lamun)

 

 


Habitat Lamun
Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai atau goba yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman 4 meter. Padang lamun terbentuk di dasar laut yang masih ditembusi cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhannya.

Fungsi Lamun
Ekosistem padang lamun berfungsi sebagai penyuplai energi, baik pada zona bentik maupun pelagis. Detritus daun lamun yang tua didekomposisi oleh sekumpulan jasad bentik (seperti teripang, kerang, kepiting, dan bakteri), sehingga dihasilkan bahan organik, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut dalam bentuk nutrien. Nutrien tersebut tidak hanya bermanfaat bagi tumbuhan lamun, tetapi juga bermanfaat untuk pertumbuhan fitoplankton dan selanjutnya zooplankton, dan juvenil ikan/udang (Dahuri, 2003)

Amat banyak jenis biota laut lainnya hidup berasosiasi dengan lamun, seperti teripang, bintang laut, bulu babi, kerang, udang, dan kepiting. Duyung (Dugong dugon) adalah mamalia laut yang hidupnya amat bergantung pada makanannya berupa lamun. Penyu hijau (Chelonia mydas) juga dikenal sebagai pemakan lamun yang penting. Karena itu, rusak atau hilangnya habitat padang lamun akan menimbulkan dampak lingkungan yang luas.

Karena fungsi lamun tak banyak dipahami, banyak padang lamun yang rusak oleh berbagai aktivitas manusia. Luas total padang lamun di Indonesia semula diperkirakan 30.000 kilometer persegi, tetapi diperkirakan kini telah menyusut 30-40 persen.


Sumber : http://dwiajengpramesti.wordpress.com

Sea Grass (Lamun)

Sea Grass (Lamun)



Pengertian
Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut. Dalam bahasa Inggris disebut seagrass . Istilah seagrass hendaknya jangan dikelirukan dengan seaweed yang dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai rumput laut yang sebenarnya merupakan tumbuhan tingkat rendah dan dikenal juga sebagai alga laut.

Secara struktural lamun memiliki batang yang terbenam didalam tanah, disebut rhizom atau rimpang.  Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat tumbuhan lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak dan arus.

Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni  monoecious (dimana bunga jantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious (dimana jantan dan betina berada pada individu yang berbeda). Peyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous).

Padang lamun adalah ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun.  Pada ekosistem ini banyak ragam biota yang hidup berasosiasi dengan lamun.

Peran Penting Lamun
Lamun  mempunyai peran penting ditinjau dari beberapa aspek:
  • Keanekaragaman hayati: Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.  Indonesia diperkirakan memiliki 13 jenis lamun.  Selain itu padang lamun juga merupakan habitat penting untuk berbagai jenis hewan laut, seperti: ikan, moluska, krustacea, ekinodermata, penyu, dugong, dll.
  • Kualitas air: Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air.
  • Perlindungan: Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai.
  • Ekonomi: Padang lamun menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan untuk menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk makanan, perikanan, bahan baku obat, dan pariwisata.

Ancaman bagi Lamun

Seperti ekosistem terumbu karang dan mangrove, padang lamun juga mengalami degradasi lingkungan dan presentasi tutupannya juga terus munurun.  Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tekanan terhadap padang lamun:
  • Perubahan fisik dasar laut, seperti erosi, sedimentasi, dan pelumpuran yang mengurangi wilayah dan kepadatan tutupan padang lamun;
  • Kekeruhan yang mempengaruhi kapasitas fotosintesis dan pertumbuhan pada lamun;
  • Metode penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti trawl;
  • Penangkapan ikan berlebih yang dapat menurunkan tingkat keragaman hayati di ekosistem padang lamun.
Tanpa intervensi yang efektif dan terintegrasi, kecenderungan degradasi pada ekosistem padang lamun dan biota yang berasosiasi dengannya akan terus merosot.

Permasalahan dalam pengelolaan padang lamun
  • Kurangnya pemahaman dan kepedulian masyarakat akan pentingnya ekosistem padang lamun;
  • Kondisi kemiskinan masyarakat pesisir;
  • Terbatasnya alternatif penghasilan untuk masyarakat lokal;
  • Belum adanya pengelolaan padang lamun yang terintegrasi;
  • Kelemahan hukum dan upaya penegakannya.

 
 Sumber : http://seagrass-indonesia.oseanografi.lipi.go.id/id/tentang-lamun.html

LIke Box

"border="1"/>

Page Rank

Stats

Flag Counter

free counters

Histats.com